Begitu cintanya sang raja kepada istrinya sampai tak tega untuk mencari istri lain agar bisa meneruskan keturunan untuk dirinya.
Sering ia cemas ketika mau tidur di malam hari, "siapakah nanti yang akan meneruskan tahta kerajaanku ini, masakan kerajaan leluhurku ini akan berakhir tanpa ada garis keturunanku dan dilanjutkan dengan pewaris yang tidak mengenalku," ungkap sang raja.
Diam-diam sang permaisuri memperhatikan raut sedih sang raja ketika mereka akan tidur. Hingga suatu hari sang ratu berkata, duhai raja kesayanganku yang berkumis tipis melengkung, jangalah engkau bersedih terus, dinda juga merasa tersiksa melihat engkau begini setiap hari.
Aku tau engkau sudah lama menginginkan seorang anak pewaris tahta kerajaanmu, carilah wanita lain untuk kau jadikan selir dan bisa meneruskan keturunanmu.
Namun dengan satu syarat, kau tak boleh lebih mencintainya melebihi aku. Begitu juga dengan jatah kimpoi, ia hanya boleh 2 minggu sekali sedangkan aku tetap setiap hari dan 3 kali dalam sehari huahahahaha, ungkap sang ratu sambil tertawa terkekeh-kekeh bagai keledai.
Oke nanang wae, bagaimanapun engkau tetap istri kesayanganku dan tempatmu dihatiku tidak akan pernah digantikan sampai kapan pun, jawab raja. Setelah mendapatkan restu kimpoi lagi dari sang ratu.
Raja kemudian membuat senyembara berhadiah kepada para pengawal, pegawai istana beserta kacung-kacung demak setianya. Ia bertitah, dengarkan wahai semua hamba-hambaku, malam ini bergegaslah ke rumah-rumah penduduk.
Dan menyusuplah diam-diam ke sekitar rumah mereka. Jika kau dapati ada seorang gadis perawan yang berkata, seandainya aku bisa menjadi istri raja tentu aku akan memberikan seorang anak dari darah daging keturunannya.
Malam menjelang subuh, hujan turun dengan lebatnya hingga membuat para utusan raja terpaksa berteduh dirumah-rumah penduduk.
Seorang pengawal raja sayup-sayup mendengar pembicaraan seorang gadis cantik yang berkata kepada dirinya sendiri, seandainya saja aku terlahir dari keluarga bangsawan dan bukan keluarga miskin tentu aku bisa mendekati raja dan menjadi salah satu istrinya meski mustahil untuk menggantikan kedudukan permaisuri.
Aku tentu akan segera hamil dan memberikan tiga anak, ya tiga anak bukan seorang anak lagi, satu perempuan dan dua anak laki-laki dari darah daging keturunannya sendiri dan semua dadanya memiliki emas sebagai tanda lahirnya.
Perkataan itu didengar pengawal raja, dan bukan hanya sekali saja, sudah 2 kali gadis cantik tapi kismin ini mengulang perkataannya. Tanpa menunggu reda hujan yang lebat, dengan berlari lenggang kangkung sambil kehujanan pengawal tersebut segera mengabarkan berita gembira tersebut kepada sang Raja.
Demikian artikel tentang Kisah Dongeng Anak Berdada Emas yang Menyelamatkan Ibunya Dari Tahanan Raja ini dapat kami sampaikan, semoga artikel atau info tentang Kisah Dongeng Anak Berdada Emas yang Menyelamatkan Ibunya Dari Tahanan Raja ini, dapat bermanfaat. Jangan lupa dibagikan juga ya! Terima kasih banyak atas kunjungan nya.